Rise Up


Rise Up

Senyum indahnya sangat mempesona, apalagi saat dia memandangiku. “ Mom...” teriak Raina dari jauh. Benar Ibuku yang membuat hatiku hangat, seorang wanita yang sangat mencintai anaknya. Seorang Ibu yang mempertaruhkan hidupnya demi anak tercintanya. Menurutnya  di dunia ini Anak adalah hal yang berharga yang patut di jaga mati-matian.  Raina adalah Anak pertama dari 3 bersaudara yang sekarang usianya menginjak usia emas yaitu 17 tahun. Dia mempunya Adik laki-laki kembar yang berusia 12 tahun.  Termasuk murid terpintar di Sekolah membuatnya terkenal, tapi ia tak pernah sombong, atau berkeras hati. Sikap yang santun, juga peduli akan sekelilingnya membuat dia menjadi orang nomor satu di Sekolah.
Tapi seperti diterpa angin topan kehidupan Raina berubah dratis. Ia menjadi anak yang sangat malas, dia seperti kehilangan jati dirinya, dia mulai tidak percaya diri dan merasa tertekan. “ iya sayang..”  kata seorang wanita yang wajahnya tetap awet muda walaupun usianya kini menginjak kepala  empat. “ aku sangat lemas Mom, bolehkah aku tidur hari ini?” tanyanya pelan.
“Boleh sayang, mau Momy buatin roti selai jeruk ?” . “ oke Mom..” jawabnya, lalu Pintu kamar itu mulai tertutup perlahan.
Seluruh keluarga yang tengah asik mengobrol dan menonton TV pun, lupa akan Raina. Hampir dua hari Raina tidak keluar dari kamar. Ibunya yang merasakan hal yang aneh terhadap anaknya mencoba mencari tahu keadaan anaknya.
“ Sayang, apa kamu di dalam?”
“Bolehkah, Momy masuk? Sayang.” Tanpa ada jawaban Ibu Lalisa membuka pintu.
Krekk...
“ Sayang.... bangun, Raina... Rainna...Rainaa.”
Ayah dan adek-adek Raina pun segera menghampiri Ibu Raina setelah mendengar teriakan MomyMelihat keadaan anaknya seperti itu, Raina pun dibawa ke rumah sakit.
Beberapa hari kemudian, teman-teman Raina mulai mencari tahu apa yang terjadi padanya. Wendy dan Pinky namanya, mereka pun  bertanya kepada Eric. Dia yang merupakan teman kecilnya Raina pun menjawab tidak tau apa yang terjadi dengan Raina. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menjenguk ke rumah, sesampainya mereka namun tidak ada orang.   
 “ apa yang kalian lakukan disini!!.” Teriak Faizi.
“ pergi kalian!! Kalian jahat !! membuat kakaku seperti itu!! pergi.” Teriak si kecil Faisa.
“ ada apa adekku, kita bff nya kakakmu. Kak Wendy dan Kak Pinky.”
“ Kakak di Rumah Sakit”  teriak si kembar.
Melihat keadaan anaknya seperti itu, Momy Raina tetap mendampingi anaknya sambil membacakan do’a. Telpon Raina terus berbunyi tapi untuk mengangkat telpon itu sangatlah sulit untuk MomyTapi kali ini, Momy Raina berani mengangkat telpon.
“apa kamu masih mau menerima hadiah itu? bolehkah aku mengambilnya . kau sudah lama membuangnya. Hahaha” ucap seorang perempuan  yang mengkagetkan Momy.
“Raina ..” terdengar suara kecil kedua teman Raina. Mendengar suara itu ia pun membukakan pintu dan mempersilakan masuk kedua gadis cantik yang berseragam persis seperti anaknya pada hari itu. “tante.. Raina kenapa? Apa yang salah tante? Raina sakit apa?” Tanya mereka, Momy mulai menceritakan apa yang terjadi dengan anaknya.
Tiba-tiba Wendy mulai menyadari sesuatu dan berpamitan sambil mengajak Pinky pulang. Momy yang sembari tadi berpikir dengan keras lalu  membisikkan sesuati ke Raina.
“ kau tahu, apa yang sangat Momy banggakan dari mu sayang?”
“ keberania, kejujuran, dan kehangatan senyumanmu sayang. Bolehkah Momy, sarankan . jika kamu benar maka lakukan lah, jika kamu salah minta maaflah ,nak.” Bisiknya.
Mendengar ucapan Momynya air mata  Raina mulai tumpahMomy yang melihat anaknya terbangun juga ikut menangis bahagia. “ sayang? Ini Momy, Raina.” Kata pertama yang di ucapkan  “ dapatkah aku, Mom.”
“ tentu sayang, kamu pasti bisa. Rise Up Raina.”
“ Raina...” sambut Pinky dan Wendy saat melihatnya Raina di depan Rumahnya. Kami bertiga pun mulai mencari Eric, si biang  masalah ini. “ apa kalian menyadari ini?” . “ oh! Kita menyadarinya. Aku sanga kesal!!” ujar Wendy.
“Hei!! Eric apa yang kamu maksud dengan hadiah itu! Aku tahu kamu mempunya tiga kotak hadiah!! Benari-benarinya kamu mengkhianati kami.”
“what! Aku tak pernah menghianati kalian!”
“aku hanya mencintai Pinky.” Tegasnya.
“benar dia pacarku, apa yang salah denganmu Wen”
“ hah! Pinky? Lalu aku dan Raina.”
“ sorry Wen, aku tidak. Aku tak menyukainya.” Tegas Raina.
Mendengar ucapan Eric, akhirnya mereka pun tahu siapa wanita yang menelpon Momy nya dan itu ternyata Wendy sahabat baiknya yang menginginkan Eric, namun dia salah mengira kalau Eric mencintainya padahal tidak, dengan keberanian untuk menberitahukan sahabatnya membuat Raina akhirnya tenang tanpa ada kesalah pahaman antara sahabatnya itu. Sedangkan Wendy juga mulai terbuka hatinya dan memilih untuk menjauh dari Raina yang sudah ia sakiti.
       
 End-
So kamu jangan pernah memendam itu sendiri, lebih baik kau ucapkan dan lawan permasalahan itu dan jangan biarkan kesalah pahaman membabi butakan sesuatu-

 .A2p

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Just Go

Ding DoNG

Be I