Be I
Be I
Tak ada negeri yang pantas untuknya.
Bulan sangat indah malam ini, seseorang
berlari entah dari mana dan ada seorang perempuan yang sedang menunggunya di
ujung taman. Semakin dekat jarak mereka, semakin terasa rasa cinta sang laki-laki terhadap gadis itu. Nama
laki-laki yang berpostur tinggi dan tampan itu adalah Jinan, dia adalah
laki-laki yang baru pertama kali merasakan apa itu cinta dan ketulusan. Dia
memiliki seorang gadis yang sangat ia cintai, namanya adalah Rose. Jinan mengawali kehidupan cintanya dengan membuatkan
gadis itu dengan
sebuah lagu, ya tentu Jinan adalah seorang pemain musik yang sangat handal, jadi dia meciptakan sebuah lagu yang membuat sang gadis
jatuh cinta. Semula nya gadis itu tak menyukainya. Namun setelah kebenaran Jinan membuatkannya sebuah lagu ia sangat bersemangat dan
timbul rasa suka yang sangat mendalam.
Tepat tanggal 27 Juni sang gadis yang bernama Rose itu berulang tahun, dan Jinan bersama seluruh anggota bandnya membuat rencana
untuk memberikan sesuatu yang sangat indah dan menyatakan cintanya kepada gadis
itu, hari itu sudah tiba dan jinan pun berhasil mendapatkan gadis itu tanpa
sedikit kesalahan atau sedikit cintanya. Dia sangat banyak
mendapatkan cinta dari cewek itu.
Kisah cinta Jinan
sangat lah mulus, mereka selalu bersama-sama, mulai dari berangkat sekolah,
makan siang hingga pulang sekolah. Jinan pun menyempatkan waktu latihannya
hanya untuk bertemu dengan Rose sang pujaan hati.
Sudah hampir 3 tahun mereka berpacaran,
dan semakin terlihat keaslian sang gadis yang sangat membuat Jinan sedih dan gila menghadapi sang gadis
itu.
Suatu hari, Jinan melihatnya bersama seseorang yang sangat ia kenal.
“hai bro, ngapain
disini?”
“oh bro, lagi nunggu bus nih. Mau kemana bro? Pacar mana ? bukannya kalian selalu berdua. Kayak permen karet aja. Nempel sampai ke aspal.”. canda Bobby.
“oh bro, lagi nunggu bus nih. Mau kemana bro? Pacar mana ? bukannya kalian selalu berdua. Kayak permen karet aja. Nempel sampai ke aspal.”. canda Bobby.
“ mau jemput pacar
lah bro, mau ngapain lagi. Dia lagi latihan di sanggar.”
“oh niat banget sih
lo bro, jemput pacar jauh-jauh naik bus lagi. Apa tidak capek ?”
“ tidaklah bro, apasih yang tidak buat dia. Aku aja rela disuruh keliling dunia buat dia.”
“ tidaklah bro, apasih yang tidak buat dia. Aku aja rela disuruh keliling dunia buat dia.”
“uang dari mana bro,
mau keliling dunia buat dia. Duh bro jangan kejauhan.”
Kringg..
“ sayang lagi
dimana? Aku udah selesai nih, kamu kapan dateng. Aku capek banget nih.”
“iya sayang ini
lag...iii” tuttututut... telpon dari sang gadis terputus. Jelas sang gadis yang
menutup telponnya tanpa ucapan dan tanpa mendengar jawaban Jinan.
“gimana nih bro?”
“gimana apanya, bus
masih lama kali bro. Nunggunya harus 45 menitan. Lagian ini baru 30 menit.”
“segitu lamanya, dia
sudah capek. Kasihan aku sama dia.”.
Awan pun mulai meneteskan airnya disebuah
lubang kecil dan membuatnya menjadi genangan air. Dan tiba-tiba sebuah mobil
merah berlaju dengan sangat kecang dan BLAKKKK...
“ heh!! Kalau nyetir
yang benar donk!”
“kau tidak apa-apa
bro?” tanya Bobby sambil mengambil tisu yang ada didalam tasnya.
Akhirnya bus datang..
“itu bus nya, bro.
Rame banget.” Kata Bobby. Jinan pun hanya menganggukkan kepalanya dan segera
mengulurkan tangannya bertanda menyuruh sang sopir bus untuk berhenti. Sekitar
30 menit akhirnya Jinan sampai dan segera berlari menuju Rose. Dan ditengah lariannya telpon Jinan berdering namun ia menghiraukannya dan akhirnya sampai disanggar itu.
“ hai Rose! Lagi apa disini?”
“lagi nunggu pacar, Won”
“lagi nunggu pacar, Won”
“ayo pulang bareng
aku aja. ngapain nunggu pacar mu yang terlabat menjemputmu.”
“baiklah! Ayo lagian
aku sudah bosen menunggunya.”
Bruk.. suara pintu mobil merah itu terdengar
hingga mata batin Jinan, dan seketika itu Jinan mendapatkan sebuah pesan.
Sms
Sayang maaf ya aku pulang dengan Jisoo,
Baiklah, hati-hati ya. Jisoo teman sekelas
kita?
iya sayang, udah dulu ya.
iya sayang, udah dulu ya.
Iya sayang, i love you.
Seketika malam itu menjadi sangat dingin,
tentu saja dingin. Karena Jinan hanya mengenakan kaos hitam dan celana jeans pendek
ditambah lagi hujan baru berhenti beberapa menit yang lalu. Bus yang ditunggu Jinan akhirnya sampai, dan keluar lah sosok gadis yang
membawa sebuah gitar dipunggunya, Jinan pun menolong sang gadis yang sangat keberatan
membawa kerdus yang entah isinya apa, namun itu sangat berat.
“ terimakasih.” Ucap
gadis itu.
Jinan pun hanya mengangguk dan
segera masuk kedalam bus. Pagi mulai menyapa tubuh Jinan yang baru
saja berada di Kasur. Jinan pun langsung membuka telpon genggamnya dan langsung
mesms Rose
Sms
Pagi sayang, apa yang kamu lakukan?
Tak mendapatkan
jawaban dari sang cewek, Jinan pun segera menelpon Rose. Namun tak dianggkat
olehnya. Waktu menunjukkan pukul 07.45 pagi. Jinan langsung bergegas menuju
halte bus untuk pergi kesekolah. Didalam perjalanan Jinan melihat sebuah mobil
merah yang pernah ia lihat.
“itu kan?” gumam Jinan dalam hati. Sesampai disekolah
Jinan pun langsung menaruh tasnya ke tempat duduk dan langsung bergegas menuju
kantin. Seperti biasa Rose, si cewek yang sangat ia cintai suka sekali makan
dikantin.
“ Rose..” teriak laki-laki yang membuat telinga Jinan
sakit.
“hai Won, sedang apa kamu di sini.”
“nunggu kekasih hatiku.”
“siapa? Bukannya kekasih hatimu aku?” candanya.
“hei, yang benar saja kekasih hatiku kan Jannie.” Jawab
Wonnbi sambil mengulurkan tangannya yang menandakan ia memanggil gadis kecilnya
yang sangat ia cintai.
“hai sayang, sudah lama
ya ? maaf ya. Tadi dipanggil guru.”. ucap Jannie.
“Jinan… sini kenapa diam
saja disana.” Teriak Jannie. Pacarnya Wonnbi, dia adalah teman kecil jinan
semasa TK sekarang pun masih berteman gimana lagi sih , Janie adalah cucu dari
kakek jinan, berarti mereka sepupu. Jinan yang melihat Jannie mulai teringat
akan malam itu, sebeneranya dia mendapatkan telpon dari orang tua Jannie yang
ada di neneknya dan menyuruhnya mengantarkan Joyia ke Rumah Sakit, namun dia
tak mengantarnya.
“ oh iya.” Jinan pun
langsung duduk disebelah Jannie karena disebelah Rose ada Wonnbi.
“maaf kemarin aku pulang
bareng Jisoo, sayang”
“Jisoo? Bukannya Jisoo kemarin
ke rumah kakeknya di desa.?” Kata Jannie dan tiba-tiba AWW..
“kamu kenapa sayang? “
Tanya Wonnbi. Melihat tingkah Rose yang semakin aneh dia pun segera kembali ke
kelas. Jannie yang melihat Jinan seperti
itu, ia pun menggeret tangan Wonnbi dan menyusul Jinan.
“ sayang kamu tidak
macam-macamkan?” Tanya Jannie
“tidaklah sayang,” jawab
Wonnbi.
“Jin..Jinan..” teriak Rose
dan mulai mendekati Jinan.
“iya ?”
“ ayo masuk kelas.” Kata
Rose sambil menarik tangan Jinan. Melihat seseorang yang dulu pernah ia sukai Rose
pun mulai berjalan meninggalkan Jinan dan berpaling kepada Wonnbi. Dia pun
berjalan bersama sambil bergandengan tangan, memperlihatkan senyum kebahagian
kepada Wonnbi yang jelas-jelas Jinan ada disana. Melihat tingkah Rose , Jinan
pun hanya menarik nafas dalam-dalam dan duduk termenung didepan HP nya.
“ hai bro, bagaimana
sudah menemukan penyanyinya?” Tanya Bobby.
“bro! bro! bro!” teriak Bobby
dan melihat kearah depan.
“bro! sadar!”
“ha!! Ada apa Bob?”
“kenapa sih bro? biasa aja kali Wonnbi kan udah punya Jannie si kecil kelinci itu.”
“kenapa sih bro? biasa aja kali Wonnbi kan udah punya Jannie si kecil kelinci itu.”
“ hahaha kecil kelinci
itu, wahh kau ini aku bilangin Wonnbi loh.” Canda Jinan. Disatu sisi Jannie
yang tengah asik mendengarkan lagu dan tiba-tiba tersadar dan melihat tingkah Rose
dan membuatnya…
“ WAHHHH.. aku benar-benar
sangat SEDIH..”. ucap Jannie yang membuat seluruh kelas merasakan apa yang
dirasakan Jannie, tentu mereka seperti itu. Karena Jannie adalah cewek yang
sangat disukai satu kelas apa lagi dia gadis kecil, lucu, ceria dan sangat
menakutkan kalau lagi marah.
“ada apa Jannie?” Tanya
suara kecil.
“ bukan apa-apa”
jawabnya.
“ JISOOO.. kemarin kamu
dimana?”
“ jelas jisoo dirumah
kakek nya lah, kemarin kan aku juga ada di rumah kakeknya. Bukannya kemarin
kamu juga naik bus yang sama denganku Jinan.
“oh benar kah!!!!”
“ ada apa sih Jannie.”
Semakin panas pagi itu, pelajaran pun mulai berlangsung Rose yang duduk tepat
dibelakang Jinan hanya memperhatikan pelajaran tanpa melihat wajah Jinan yang
sangat pucat. Dan disisi lain Jannie yang sedang merasakan sakit yang sangat
mendalam membuat sahabat kecilnya Jisoo sedih dan sang kekasih yang duduk tepat
disebelahnya khawatir.
“sayang kamu kenapa?”
“ kenapa dia seperti
ini? Apa yang dia lakukan? Bukannya tadi pagi baik-baik saja.”
“ entah lah , apa yang
kau lakukan sampai membuatnya seperti ini.”
“aku?? Apa salahku??”.
Jannie pun terbangun dan segera mengangkat tangannya.
“ bu, permisi saya mau
izin ke kamar mandi.”
“ baiklah.”
“ sayang.. Jannie..
kelinciiii..eh anak kecil..” teriak Wonnbi. Jannie pun berjalan terus tanpa
mendengarnya. Tak perlu memerlukan waktu yang lama jannie pun datang dan langsung
duduk tepat disebelah Wonnbi dan seketika teman sebangku Wonnbi berpindah
ketempat lain.
“ kamu kenapa?”
“ tidak apa-apa.”
“baiklah.. kalau ada
sesuatu bilang padaku, oke kecil”
“ya.”
#Makan siang
“ Jinan.. kemarin apa
kau sudah menjemput Rose.”
“bukannya kemarin
hujannya sangat deras. Kau sampai rumah jam berapa? Apa Rose masih disana ?”.
Tanya Bobby, namun pertanyaan itu tak dijawab Jinan dan ia pun segera keluar
untuk membeli makanan.
“ Rose, ini makananya.
Mama tadi masak makanan kesukaanmu.”
“ baiklah. Aku akan
makan sayang, terimakasih.”
“wahh ini benar-benar
kesukaanku.” Lanjutnya. Mereka pun makan bersama dengan lahap. Jannie pun
mengambil kotak makan siangnya yang sudah dia buat untuk makan bersama Wonnbi.
Selain cantik dan pintar , Jannie juga jago sekali masak, dia selalu bangun pagi bersama ibunya
menyiapkan bekal untuknya dan kekasih hatinya. Setelah jam makan siang selesai
seluruh siswa di kelas sibuk dengan beragam perlaratan yang dibutuhkan untuk
menyiapkan pesta perpisahan.
“ Jisookuu..” teriak Bobby
sambil menggoda Jinan yang sedari tadi diam tanpa sepatah katapun.
“Wonnbi.. apa yang kau
lakukan..” Tanya Rose dengan nada centilnya.
“ aku akan membersihkan
tempat ini.”
“ bagaimana aku bantu?”
“baiklah..”
“baiklah..”
“Jinan.. apa yang kamu
lakukan?”
“ aku sedang menghias jendela. Bagaimana? “
“ bolehkan aku membantu mu?” Tanya cewek berambut panjang yang sangat terkenal di bidang sastra. Yaitu Jannie.
“ aku sedang menghias jendela. Bagaimana? “
“ bolehkan aku membantu mu?” Tanya cewek berambut panjang yang sangat terkenal di bidang sastra. Yaitu Jannie.
“ boleh, adek kecil.”
“ JINAN!! SINI !!”
teriaknya.
“ iya Rose? “ Jinan pun
segera berlari menuju Rose.
“kak Jinan … Jinann..”
teriak adek kelas yang sangat cantik.
“ kak Jinan boleh foto
bareng? Boleh minta tanda tangan?”
“ iy…iy..”
“ iy…iy..”
“ permisi-permisi Jinan
punyaku, dia pacarku . jangan diganggu ya.”
“ dasar cewek nyebelin.”
“siapa sih dia , perasaan
kak Jannie aja punya kak Wonnbi aja tidak pernah seperti itu, aku dengar-dengar
dia juga menggoda kak Wonnbi loh, wahh kasihan kak Jannie.”
“ kalian.. bicara apa??”
Tanya Jannie.
“tidak kak, boleh foto
bareng?”
“ boleh donk sayang.” .
mereka pun berfoto bersama dan Wonnbi juga menemani Jannie. Setelah itu Rose
pun menarik tangan Wonnbi dan mencubit-cubit pipi mulus nya.
“ kau sangat tampan
sekali.”
“ wahh kalian serasi
sekali.” Sindir teman sekelas.
“ benar mereka serasi,
sampai makan terasi aja manis rasanya.” Canda Jannie yang ada tepat didepan
mereka.
“ Wahh hati-hati Jannie
bisa berubah menjadi Ruba loh..”
“ruba kecilku kan. Tidak
lah sayang. Aku padamu sayang.”
“ hahaha, sini biar aku
cubit ya Jann. Biar sadar kalau dia punyamu.” Goda Rose. Mendengar perkataan
itu Jannie pun meninggalkan mereka dan mereka semakin dekat dan senyum-senyum
sendiri ceweknya.
“ KAK!! Jin..jinan”
“ kenapa dek? “
“ itu loh pacarnya di
bilangin.”
“ mobil Wonnbi warna apa ?”
“ mobil Wonnbi warna apa ?”
“ warna Putih, Biru,
Hitam, Kuning dan yang baru warna Merah. Kenapa?”
“ oh, tidak apa-apa.
Sudah lah aku percaya sama dia kalau dia hanya suka sama aku. Tenang saja
Wonnbi hanya suka sama kamu.”
“ baiklah.”
Jam pelajaran pun selesai, Rose masih
saja menempel dengan Wonnbi. Mereka pun juga pulang bersama. Karena Jinan yang
setiap pulang sekolah sekarang harus latihan dan tak boleh telat, sedangkan
Jannie yang setiap pulang juga harus langsung pulang karena harus merawat adik
perempuannya yang sedang sakit. Setiap hari selalu seperti itu Rose selalu
memilih mendekati Wonnbi dan bermain bersamanya. Pulang bersama dan mereka juga
sering smsan tanpa sepengetahuan Jannie, ketika Jannie tidak masuk sekolah.
Semakin dekat mereka dan membuat seluruh teman-teman Jannie kesal dan menelpon
Jannie. Namun apa boleh buat Jannie yang sedang melaksanakan operasi bersama
adeknya tidak bisa diganggu, apa lagi dengan masalah ini. Semakin lama sifat
dan kelakuan aslinya terbongkar. Jinan pun yang tahu tingkah laku Rose hanya
bisa terdiam sambil tersenyum. Jinan masih bertahan dan selalu ada buat Rose
ketika Wonnbi memilih Jannie.
Rumah sakit.
“ hai Jannie. Maaf kami
baru sampai disini.”
“ tidak apa-apa?”
“ dimana Wonnbi? “
“ dia sedang bekerja.”.
“ bagaimana bisa dia membiarkan kamu sendirian disini?”
“ tadi malam dia, menemani aku kok.”
“ tadi malam dia, menemani aku kok.”
“ benar kah?”. Jinan
yang berniat untuk menjemput Rose di sanggar dan mengajaknya menjenguk Jannie
yang dirumah sakit, ternyata melihat Rose tengah berbicara dengan laki-laki
yang tak asing dan mobil merah itu. Mobil itu pun mulai melaju dengan sangat
hati-hati, dan Jinan mengikutinya. Sampai lah mereka di rumah sakit. Jinan pun
melihat tingkah mereka dengan dalam-dalam yang membuat hati Jinan sakit seperti
ia berada di kedalama laut yang akan membunuhnya.
BRUKK..
“ maaf!” teriak gadis
yang menabrak Jinan.
“oh tidak apa-apa.”
Mendengar keributan itu . Rose pun melihat kebelakang dan ia mengetahui kalau
itu Jinan, namun ia hanya terus berjalan sambil menggandeng tangan Wonnbi tanpa
sepatah kata pun.
“ ini gitar mu.” Ujar
Jinan sambil memberikan gitar yang bertuliskan LISA.
“ namamu Lisa ya?”
“ iya, kok tau?”
“ itu ada namanya. Apa
kamu penyanyi, aku pernah melihatmu di bus.”
“ hahah iya , aku
penyanyi. Benarkah ? oh kamu cowok yang kedinginan itu ya.” Mereka pun berjalan
dan akhirnya berpisah di lorong kamar Jannie.
“ aku ke arah sana,
duluan ya.”.
“ Jannie, ini buat kamu.
Cake “ .
“thanks you Kakak ipar.”
Jawab Wonnbi dengan nada senang. Dan dilanjutkan senyum kecil Jannie yang
menandakan dia sangat tak suka dengan kehadiran Rose yang ada disana. Jelas
sekali disana Rose selalu mencari perhatian pacarnya, dan ada dia disana.
Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, akhirnya mereka bertemu kembali yaitu Lisa
dan Jinan, mereka semakin akrab karena sekarang Lisa adalah Vocalis di band
Jinan. Mereka selalu bernyanyi bersama di tempat kerja Wonnbi dan tempat
perkumpulan siswa-siswa sekolah. Setelah Jannie sembuh total, Wonnbi lebih
memfokuskan dirinya kepada Jannie karena dia sadar betapa berharganya jannie
untuknya semenjak jannie memberikan satu ginjalnya untuk saudra kecilnya yang
sedang sakit parah waktu itu. Rose yang mulai merasa sendiri dan mendapatkan
kabar bahwa Jinan sedang membuat project dengan seorang gadis cantik dan pintar
bernyanyi itu mulai merasakan kehilangan sosok laki-laki yang selalu ada untuknya,
namun bagaimana lagi Jinan lebih memilih untuk seseorang yang meghargainya dan
menganggapnya ada dari pada seseorang gadis yang selalu meninggalkannya dan
bercanda dengan banyak teman laki-lakinya. Dan Rose pun akhirnya bertemu dengan
gadis yang sedang hangat diperbincangkan dan banyak mendapatkan dukungan dengan
Jinan, mereka sedang bernyanyi dan bergitar bersama di kelilingi oleh semua
orang yang penuh cinta, dia pun memandang dengan tatapan kosong.
Bagus ceritanya adinda
ReplyDelete