Temanku

Temanku

Pagi ini matahari bersinar terang, aku yang tengah asik memandanginya dari jauh mulai terganggu oleh suara berisik dari teman-teman ku  dikelas. Namaku Pricillia Putri, biasa dipanggil Pricil. “ hei.. apa yang kamu lakukan? Pasti kamu lagi ngalamunin Faris ya.” Godanya padaku. “ apaan sih Sil, kamu udah ngerjain tugasnya Miss Yeni belum?” jawabku dengan tenang. “ ah.. iya aku lupa, tunggu.. apa kamu sudah ngerjain?” celoteknya. “ sudah donk, nih..” ujarku sambil memberikan sebongkah lembaran yang tersusun entah berapa lembar sampai-sampai semalaman aku mengerjakannya.
“ kamu lagi apa sih, Pricil? Kok dari tadi bengong.”
“ sepertinya aku menyukainya...”
 “ siapa ? apa Faris ?? dia ?”
  “ jangan keras-keras donk, Sill..” celetukku dan dia hanya tertawa mendengarnya. Bel berbunyi tiga kali, itu menandakan kelas hari ini telah usai, aku dan Sila bergegas pulang tiba-tiba terhenti oleh suara yang sangat tak asing di telingaku.
“ hei.. Pri..Sila, tunggu aku” teriaknya lalu berlari ke arahku.
            Dia berlari kearahku dan membuat jantung ini berdetak sangat cepat. Kami bertiga pun berjalan bersama dan di tengah perjalanan dia menanyakan apa yang akan kami lakukan malam ini, sentak aku menjawab “aku akan belajar memasak,” dan dia meresponku dengan sangat baik yaitu dia juga senang memasak dan akan membuatkan aku makanan yang enak..”
            Tak memerlukan banyak waktu, akhirnya kami pun harus berpisah karena arah rumah ku dan mereka berdua berbeda. Aku dan Sila pun mengulurkan tangan dan melambaikan tangan. “ APA. dia suka masak? Kenapa jadi samaan sih ? wahh beruntungnya aku. Mungkin kita jodoh.” Itu adalah kata-kata yang inginku dengar darinya.
            Lama kelamaan kami pun mulai dekat dan kami saling mengirimkan pesan satu sama lain. Kami juga sering pergi bersama di luar jam sekolah. Namun kali ini berbeda, tepat pukul 07. 00 PM aku melihat dia berjalan dengan Sila ( sahabat kecilku). Mereka terlihat lebih akrab..
Tiba-tiba Cassandra menghampiriku dan memberitahuku bahwa mereka berdua sedang pacaran, spontan aku pun kaget dan mulai menunjukkan gejala patah hati “ahh seperti itu” ujarku tenang. Aku yang tak percaya pun mulai mencari informasi yang jelas dengan melihat foto profil mereka berdua dan ternyata benar.
Kali ini aku memilih duduk bersama Cassandra, tanpa merasa ada yang aneh Sila pun dengan sangat santai duduk dengan temannya. Walaupun dunia terasa hampa aku tetap santai menjalani hari-hariku. Terutama saat melihat Faris menunggu Sila didepan kelas.
kamu baik-baik saja, Pricil?” Tanya seseorang.
ah iya, ada apa Al ?” jawabku gugup.
            “sepertinya kamu tidak enak badan. Mau ke UKS atau kerumah sakit candanya. Aku hanya membalas senyuman padanya lalu pergi ke kantin. Beberapa menit setelah jam istirahat selesai aku pun duduk dibangku kelas dan Sila pun menghampiriku dan berkata “ kamu sakit Pricil ?”. “ tidak,”  jawabku singkat .“ oh baiklah aku tinggal dulu ya. Bye” ujarnya. Kami pun mulai sedikit menjauh.
            Hari-hari terus berlalu aku yang semakin lemas memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini dan temanku yang mengetahui keadaanku memilih untuk menjenggukku dirumah sambil membawa beberapa makanan tapi ada satu temanku yang tidak datang menjenggukku dan dia benar (Sila). Bukannya perhatian pada sahabatnya diamalah asik pergi berdua.
            Setelah istirahat sehari akhirnya aku memutuskan untuk berangkat sekolah lagu dengan penuh semangat dan rasa ikhlas karena kejadian itu juga memilih untuk melupakan kejadian itu,namun tidak dengan Cassandra yang juga temanku dia semakin kesal dengan mereka berdua dan akhirnya terjadi
“ hei!! Sila... apa kamu tidak punya perasaan!! Sahabatmu ini, Lihat!! teriaknya
 “ ada apa sih, Cassandra. Siapa-siapa sih!!.”
udah dulu ya, Faris nungguin aku di luar nih.” Lanjutnya.
 “ hei!! Tunggu kita masih bicara.”
ada apa lagi, Pricilla kenapa ? dia baik-baik aja kan, Cuma demam sehari aja bikin ribut!!”
hah!! Demam, wahh gak tau diri banget sih kamu. kamu gak salah bicara.?”
benar kok, minggir sana!! sentaknya.
 “itu orang nya..” teriak Novila sambil menunjukku.
“Pricilla sini,” ujar Cassandra dan aku menghampiri mereka,
 “ ada apa ?” tanyaku. “ kamu tidak masalah kan kalau aku sama dia ?” tanya Sila dengan dingin.
“emm.. ti..dak..” ujarku gugup.
 “ itu bukan urusan aku lagi, kamu mau dekat dengan siapa dan siapa toh kamu tidak menganggapku sahabat, !!” lanjutku
 “ ayo pergi Cas..Nov..” ajakku.
 “ benar.. ayo tinggalkan dia.” Tegas Cassandra dan kami pun pergi meninggalkan Sila sendiri, tapi selama perjalanan pulang kami melihat mereka asik berduaan. “ wahh lihat mereka!!” teriak Novila yang mulai memanas.
 “ sudahlah, jangan di pikirkan, jangan memulai pertengkaran. Maafkan kesalahan mereka dan itu juga pilihan mereka bukan kita.” Tegasku.
“ Benar, ayo kita happy. Hanya untuk mereka berdua tak membuat kita kehilangan apapun.”
“benar. Lupakan dia, kan masih ada aku. Hehe” ujar cowok yang dari dulu mendekatiku.
“heii, kamu. Benar tapi bukan kamu!!”  kata Novila.
“ apa kamu tidak masalah dengan mereka?”
“Tidak ! yang kita butuhkan tetap ikhlas dan menerima kenyataan kalau seseorang yang kita sukai mencintai orang lain, dan bahagia untuk mereka karena lebih baik membahagiakan orang lain agar kita juga bahagia, tetapi kalau itu punya kita, kita harus berjuang mendapatkannya kembali. “ jelasku.
            Hari pun tetap sama, mereka semakin dekat dan dekat. Aku pun mulai mencoba melupakan cowok yang dari kelas 1 aku suka tapi tidak sekarang. Ketika kami bertiga ingin makan sup buntut di dekat sekolah Sila pun menghampiri ku dan mencoba untuk meminta maaf juga menyesal karena cowok yang ia rebut ternyata berselingkuh dan aku hanya menatap mata kecilnya dan berkata tidak apa-apa ada kami walau kamu pernah meninggalkan kami, Temanku. Akhirnya kami berempat pun makan sup buntut bersama sambil curhat.  


                                Terimakasih tetap bersama-temanmu walaupun dia melukaimu.  percaya dia akan tetap ada untukmu ketika kamu juga begitu . 
A2p


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Just Go

Ding DoNG

Be I