Wake up
Wake up
Hampir dua pekan terakhir
aku tak dapat menghubunginya. Dia adalah sahabat kecilku yang sekarang entah
dimana.Ketika dua tahun yang lalu aku memilih untuk mengambil kesempatan pergi
ke Paris mengejar cita-citaku sebagai designer dan semenjak itu aku tak pernah
mendapatkan kabarnya. Aku melirik setiap email dipagi hari hingga matahari
terbenam, entah kapan dia akan menghubungiku. Dia adalah seorang yang selalu
bersamaku saat kecil, karena kedua orang tua kami selalu bekerja jadi kami
sering bermain bersama. Suatu ketika ayah dan ibuku tak ada dirumah, dia
berlari dan menginap dirumahku. Bukannya dia mengajak aku kerumahnya, malah dia
pergi kerumahku dan menemaniku.
# Malam hari dirumah Yena.
Yena adalah namaku, alias
Rena Yena. Dan teman yang selalu menemaniku adalah Somin, Somin adalah tetangga
sebelahku waktu kecil. Kami selalu bertetangga hingga kami lulus kuliah. Ketika
itu terdengar suara langkah kaki kecil yang menerjang hujan rintik-rintik dan
memulai memberanikan mengetuk pintu. TOK TOK TOK
“Yenaaa..” teriaknya dari luar rumah. Aku mendengar teriakannya dan segara
membukakan pintu.^KREKK^
“ Ada apa So..??”
“ Ayo masuk, wah kau kehujanan ya? Ini sudah larut malam kenapa kau tak
dirumah saja, aku tidak apa-apa kok sendirian.” Ujarku sambil mengantarnya
duduk dikursi sofa mahalku yang sangat hangat. Setelah mengantarnya, aku pun
berjalan menuju pintu dan mengunci pintu rumah dengan sangat hati-hati. Tak
lama kemudian aku kembali ke sofa itu, namun aku merasakan suasana yang sangat
menyeramkan sehabis mengunci pintu.
“ So.. bagaimana kalau kita tidur dirumahmu saja?? Ah jangan.!! Tadi aku
lihat ada bayangan hitam.. itu sangat menakutkan!!”
“ Ahh kau ini, jangan seperti itu. Dirumah sedang ada teman-teman kakakku.
Bagaimana kalau aku telpon mama suruh kesini?” katanya.
“ Ah benar, bisa-bisa kita tidak bisa tidur. Karena teman-teman kakak kamu.
Jangan ini sangat berbahaya, aku juga kasihan sama mamamu nanti dia sakit
bagaimana? Nanti kita yang repot.”
“Benar juga. Aku ambil air minum dulu ya. Aku buka kulkas ya!!” ujarnya
sambil berlari kecil menuju dapur rumah.
“Yenaa.. kau mau minum apa?? Aku ambil kue coklat ini ya.” Teriaknya.
“Ambillah, aku mau kue keju sama jus jeruk ya. Mau aku bantu??” ujarku
sambil berjalan menuju dapur. Tiba-tiba seluruh suasana yang berisik terdengar
sangatlah sepi seperti dikebun jagung yang ada disebrang rumah kita. Ya tentu
seperti kebun jagung, semula suara yang sangat berisik akan rintikan hujan
sekarang terdengar sepi dan tiba-tiba DORRR..PETIR menyapa kami seketika itu
aku dan Somin yang tengah asik mempersiapkan malam minggu itu termenung diam.
Aku yang semula berdiri disebelah Somin sekarang berada tepat dibawah meja
makan yang sangat besar. Dan aku pun melirik ke arah Somin ternyata dia...
“Mama…adek Somin takut, Yena kamu dimana? Yena... Jawab aku..” teriaknya
dan mulai meneteskan air mata saat aku melirik ke arahnya. Tiba-tiba dia yang
sedang terjebak dibawah meja kecil tempat air minum berlari ke arahku dan
segera memeluk eratku. Kami pun langsung pergi dari dapur itu dan melupakan
makanan yang sudah siap untuk diantar ke dalam kamar cantik milikku.
Akirnya kami pun tiba
dikamar, suasana semakin sepi karena komputer yang selalu kami gunakan tak bisa
dinyalakan. Melihat itu, kami pun pindah ke kamar ibuku yang tak jauh dari
kamarku. Yaitu lantai atas. Kamarku ada dilantai atas juga, tapi berbeda dengan
kamarku yang super besar dan sangat lah banyak mainan. Kamar ibuku juga sangat
besar namun tak secantik kamarku. Disana hanya terdapat satu kasur besar dan
komputer dilengkapi pelaratannya. Disebelah tempat make up ada sebuah bingkai
foto yang ukurannya sangat besar bergambarkan foto keluargaku saat di Paris.Di
foto itu ada ayah, ibu,kakak perempuanku,serta nenek tersayangku.
“Yena.. bagaimana ini? Kata mamaku kita sebaiknya menyetel sesuatu atau
membuat suara yang sangat berisik agar tidak terlihat kosong.” Ujar Somin yang
semakin takut.
“ Tenang Somin.. aku punya rencana, bagaimana kalau kita menyanyi
semalaman? Atau kita bermain petak umpet? Atau boneka-bonekaan?” ujarku yang
juga semakin panik akan ini semua. Waktu pun terus berputar tapi kami hanya
terdiam tanpa sepatah kata pun. Somin mulai terlelap akan sejuknya malam ini.
Sedangkan aku yang masih terjaga karena bayangan hitam itu, sekarang mulai
kelelahan dan memilih mengambil beberapa makanan di dapur kecil yang berada di
dalam kamarku.
#Tiba-tiba jam dinding yang ada diruang tengah berbunyi sangat keras. Hujan
yang semula sudah berhenti sekarang menaikkan volume suaranya dan merintik sangatlah
cepat. Suara daun-daun yang semula tak terdengar dari kamarku sekarang
sangatlah jelas. Bayangan yang tadi aku lihat sangatlah jelas terlihat saat aku
menengintip ke arah jendela. Terilihat bayangan hitam yang sedang berdiri
dibawah pohon besar sambil menoleh ke arah kamar ibu. Melihat itu aku pun
menghiraukan suasana yang menyeramkan itu dan berlari menuju kamar ibuku, untuk
menyelamatkan Somin putri kecil dari keluarga paman Park. Sesampai dikamar aku
pun membangunkannya.
“ Somin.. ayo bangun.. SOOO..Minn.. bangun” ujarku pelan. Beberapa saat kemudian,
akhirnya Somin terbangun.
“ Ada apa sih!! Ganggu aja kamu? Kamu tidak bisa tidur? Ayo coba pejamkan
mata terus mimpiin oppa korea aja, pasti langsung tidur.”
“Ahh kamu ini, jangan berisik. Ayo kita pergi dari kamar ini.”
“Apa maksudmu sih,Yen?? Sudahlah disini saja.” Ujarnya dan tak mau beranjak dari kasur yang dibeli
ibuku di Jepang.
“ Ahh kamu ini..” ujarku pelan dan aku pun tetap duduk di bawah kasur,
hanya berdoa. Jalan satu-satunya.
Melihatku yang ketakutan
Somin pun bangun dan mencoba mengintip kecil jendela besar milik ibu mertuanya.
“Apa yang dia takutkan sih, ini kan kamar ibu mertua. Dia
sangat baik pada semua orang, kenapa ada orang jahat?” Ujarnya dan seketika itu
dia terdiam dan langsung melirik kearaku dengan sangat hati-hati.
Jelas Somin menyebutnya
ibu mertua karena dia sangat naiksir pada kakak laki-lakiku yang sekarang ada
di Canada. Kakak laki-lakiku sangatlah tampan dia juga hanya selisih 2 tahun
dariku.
“ Yenaa..”
“ Iya Somin ...?”
“ Bayangan apa itu? Kenapa dia melihat ke arah sini? Apa yang salah? Oh iya aku baru ingat kenapa tidak ada kak Minho?”
“ Bayangan apa itu? Kenapa dia melihat ke arah sini? Apa yang salah? Oh iya aku baru ingat kenapa tidak ada kak Minho?”
“Sini aku ceritakan.”
“ Jadi Kak Minho waktu kecil sudah di ajak oleh kakekku ke Canada. Soalnya
dia selalu ingin bersama kakekku, jadi ibu menyuruhnya tinggal di sana. Lagian
dia anak laki-laki jadi dia akan menjadi penerus perusahaan kakek disana.
Dan..”
Seketika TOK!! Terdengar
suara lemparan batu yang mengenai jendela besar milik ibuku.
“ Bagaimana ini?? Apa yang dia inginkan?? Bukannya semua uang ibumu selalu
di simpan di Bank.”
“ Benar.. entah lah , ayo coba kita pergi dan lihat dikamarmu.”. kami pun berjalan menuju kamarku dan seketika itu lampu hingga peralatan yang menggunakan
listrik mati. Semua menjadi gelap, dingin, menyeramkan. Komputer yang tadi mati
tiba-tiba hidup kembali dan lampu yang ada di teras rumahku menyala dan
kemudian mati kembali. Tentu itu terjadi jika seseorang berada disana. Aku pun
yang mendengar itu berlahan memutarkan arah menuju meja kecil yang ada didepan
kamarku dan mengambil sebuah barang kecil yang dapat menerai jalan ini. Aku pun
menengok ke arah Somin dan ternyata..?
“Ahh.. kau ini Sominnn.. bangun...!!!” teriakku, yang kalau itu dia
tertidur pulas tepat didepanku. Untung saja dia tidak aku injak. Bagaimana bisa
aku menginjaknya. Memang benar Somin mengalami gangguan yang dimana setiap
ketakutan dia akan tertidur dengan sangat pulas. Aku pun akhirnya tidak
memberanikan diri dan mulai ikut tertidur dilantai. Ketika terik matahari
menyinari ke hangatan pagi ini. Kami pun satu persatu terbangun dan mulai
merapikan rumah itu dengan sangat baik. Walaupun kami masih anak-anak, ya
sekitar umur 7 tahun. Kami sangat pintar melakukannya.
“ Siapa sih tadi malam? Apa kau sering melihat itu?”
“Tidak, aku baru saja melihatnya. Itu sangat menyeramkan.” Ujarku sambil mengambil air minum yang sudah kami siapkan sejak tadi malam. Beberapa menit kemudian.. TOK-TOK-TOK
“Tidak, aku baru saja melihatnya. Itu sangat menyeramkan.” Ujarku sambil mengambil air minum yang sudah kami siapkan sejak tadi malam. Beberapa menit kemudian.. TOK-TOK-TOK
“ SOMIII.. YENAA... ANAK MAMA AYO KELUAR..” ujar perempuan setengah tua itu
dan tak lama setelah mendengar suara itu kami pun berlari menghampirinya.
“ Mama.. mama...!!!”
“ Ini anak mama sayang, makanannya.”
“oh iya tadi malam, kalian berdua aman-aman sajakan?” Tanyanya dan
mengantarkan kami menuju ruang makan, tak lupa ia menutupkan pintu rumah dengan
aman sambil dikunci tentunya.
“ tidak mam. Tadi malam Somin tertidur dengan sangat lelap.”
“benarkah? Wahh ini sangat keren. Pasti kalian ketakutankan? Si cewek
centil Yena tidak bisa tidur dan putri tidur Somin sangat ketakutan hingga bisa
tertidur lelap.” Ejeknya sambil membukakan dua kotak bubur dan berbagai
perlengkapan lainnya .
“ tidakk!!” teriak kami berdua, kami pun akhirnya memakan bubur ayam itu
dengan sangat lahap. Tak lama kemudian kami pun berpikir tentang kejadian tadi
malam. Ditambah lagi beberapa menit yang lalu mama Solar ditelpon pihak
perumahan.
#telpon
Mama solar : haloo..ada apa, jeng?
Jeng perum: tadi malam, ada yang melihat orang itu berkeliaran kembali.
Tolong bilangkan Jeng. Lisa untuk tidak pulang dulu, dan jaga neng Yena. Ya
Jeng.
Mama Solar: benarkah ?? wah baik jeng perum. Terimakasih.
“ orang itu? Siapa??” tanyaku pelan.
“ sepertinya kita harus cari tahu dulu, Yen.” Ujarnya dengan sangat
hati-hati.
“baiklah.. ayo kita siapkan peralatan.”
#beberapa menit kemudian, kami pun berpamitan dengan mama Solar dan setelah
perdebatan yang sangat tajam kami pun akhirnya mendapatkan izin dari mama. Kami
berdua pun berjalan bersama menyusuri seluruh daerah rumah dan memanggil
masing-masing anggota perkumpulan anak kecil perum Black White. Dan nama grup
kami Black White Kids. Chanwoo si cowok super pemberani hadir, Wonho si cowok
pintar, Jannioe si cewek feminim,Baby Chela si gadis kecil yang cerdik dan kami
berdua pun akhirnya bersatu dan menelusuri jejak bayangan yang tadi malam
mengganggu seluruh rumah di perumahan elit ini. Seluruh anggota pun sudah
mendapatkan informasi yang sangat jelas. Akhirnya kami menemukan jejak bayangan
itu dengan hati-hati kami ikuti dengan percaya diri dan tibalah kami disuatu
tempat yang tak jauh dari kebun jagung yang menyeramkan itu.
“ disini jejak terakhirnya..” teriak Chanwoo sambil menunjukkan rumah kecil
yang sudah sangat tua dan dikeliling padi-padi yang sudah siap panen.
“ ayo kita kesana.” Ujar Jannioe.
“hati-hati teman..” kataku sambil memegang ponsel kecilkku dan bila
dipencet angka 1 akan terhubung dengan pamanku yang menjabat sebagai polisi dan
bila no 2 akan langsung tertuju ke pamanku yang bekerja sebagai tentara. Tak
lama kemudia seluruh tanaman padi yang berdiri tegak kini tertunduk dan sosok
bayangan itu keluar dari sana. Seketika itu seluruh teman-temanku berkumpul
menjadi satu dan melakukan rencana 1.
Kami berenam pun langsung
menancapkan gas, berlari menuju kebun jagung yang sudah kami beri perangkap dan
tak lupa seluruh orang dewasa dan kepolisian sudah menunggu di luar sana.
“ ahh.. tolong aku Yena..” teriak Somin kesakitan. Dan setelah aku lirik,
ternyata Somin tertangkap oleh bayangan hitam itu. Karena sifat nasionalku yang
tinggi aku pun berlari dan mengarahkan kedua kakiku yang munyil itu ke arah
bayangan dan sosok itu akhirnya terjatuh. Ya bagaimana lagi sih walaupun centil
dan kecil, umur baru 7 tahun tapi aku sudah mendapatkan sabuk hitam di bidang
bela diri dan aku bisa mengalahkan 10 orang dewasa dalam waktu 5 menit. Karena
kehebatan dari bayangan itu dia pun akhirnya terbangun dan mulai mengejar kami.
Aku dan Somin yang berada sangat dekat dengannya akhir memilih bergandengan
tangan agar tidak terlepas darinya, namun karena kelemahan yang dialami Somin,
dia sempat terjatuh dan tertidur dengan sangat lelap. Melihat itu aku pun mulai
menggendongnya dan berlari sekuat tenanga. Telpon genggam yang semula aku
genggam dengan sangat erat sekarang sudah aku masukkan dalam saku celana dan
genggamanku hanya ada tangan kecil Somin yang sangat dingin dan ketakutan.
Merasakan itu membuatku semakin marah dan apalagi temanku yang bernama Janni
tertangkap juga dengan bayangan itu. Dan saat itulah aku menaruh Somin di dekat
pohon yang rindang dengan aman dan menyuruh temanku untuk memanggil orang
dewasa dan lainnya menunggu Somin, aku pun berjalan sambil menggeret tangan
Janni dengan hati-hati dan akhirnya terlepas namun sayang tangan kecilku sempat
tergores akan pisau yang dibawa oleh bayangan hitam itu.
“ wahh.. aku berdarah!! Bagaimana kau bisa melukai tangan cantikku ini yang
akan aku lakukan sebagai desainer terkenal nantinya.”
“ rasakan INI!!!! Buka TOPENGMU!!!” lanjutku dan Bruk!!
Dan sosok laki-laki
terlihat jelas dengannya. Mata yang selalu bersinar mewarnai dunia nya kini
terlihat oleh sinar mataku dan seluruh teman-teman disana. Somin dan Janni yang
semula ketakutan kini melihatnya sangat kasihan.
“ pak Byun!!” teriak salah satu anggotaku. Benar dia pak Byun adalah
pemilik kebun jagung yang ada disebrang perumahan kami. Dia sangat membenci
orang tuaku, karena proyek yang dikerjakan ayah ku. Sangat membuatnya sedih,
jelas karena kebun yang semula seluas perumahan ini terbabat habis dan sekarang
tinggal beberapa hektar. Dan semenjak itu dia melakukan berbagai kejahatan dan
sekarang dia harus menangung kesalahannya karena telah mengganggu warga
perumahan Black White.
“ kasihan sekali pak Byun itu.” Ujar Wonho yang dari tadi mengamati
kejadian itu dengan seksama. Aku pun merasa kasihan dengan tingkah pak Byun dan
aku memohon kepada ayah dan ibuku untuk mencarikan tanah yang sangat luas untuk
pak Byun atau membuatkan perumahan yang baru untuk seluruh warga. Namun ayah
dan ibuku memilih untuk membabat habis kebun itu dan menjadikannya perumahan
elit dan memberikan tanah yang sama luasnya dengan disini dan tanah yang sangat
subur untuk pertaniannya. Pak Byun pun mengiyakan, semua orang disana sangatlah
senang. Dan beberapa tahun kemudian...
#dua tahun yang lalu..
“ sayang, kamu mau ke Canada, Korea, Inggris atau tetap di Indonesia?”
“ aku akan mengambil jurusan desain busana disana.” Ujarku sambil
membereskan beberapa pakaian yang aku gunakan untuk reoni anggota Black White.
“ mana sayang? ibu akan menyiapkan dengan sempurna. Apakah kau sudah bilang
Somin?”
“ ke Paris ibu sayang.. nanti aku akan memberitahunya” ujarku dengan sangat
hati-hati.
Beberapa jam kemudian
semua hal yang aku perlukan sudah terselesaikan. Karena aku sudah mendapatkan
kepastian dari ibu dan ayahku, aku juga sudah di terima disalah satu tempat
terkenal disana. Dan berniat untuk berangkat setelah acara reuni tersebut.
#reuni
Seluruh gadis kecil dan
anak laki-laki yang sangat pintar kini sudah tumbuh sangatlah baik. Namun
sayang, sahabat yang selalu ada buatku kini tak datang menemuiku. Aku pun
melirik ke kanan dan ke kiri sambil memperhatikan jam tanganku. Dan tepat pukul
20.30 malam. Aku dan seluruh anggota termasuk orang tuaku mengantarkan aku
kebandara. Dan tepat 15 menit kemudian aku terbang. Sesampai disana aku
langsung mengirim email kepada Somin dan teman-temanku. Semuanya membalas
dengan sangat ceria, tidak dengan Somin. Entah sekarang dia masih mengingatku
atau tidak. Datang mengantarkan aku saja tidak.
# Paris
Kringg.. tepat hari ini
aku mendapatkan sertifikat berbakatku dengan cucuran deras air keringatku
membuatku bertahan hidup beberapa tahun di tempat yang sangat tidak asing
bagiku. Dan seluruh keluarga besar, teman-teman datang membawakan bunga dan
seorang laki-laki yang dulu menjadi teman satu anggota Black White kini sudah
menjadi kekasih hatiku. Dan yang lebih membuat aku bahagia seorang gadis cantik
yang tumbuh sangatlah baik dengan penampilan rambut lurus berwarna pink dan
kulit berwarna putih itu menerangi seluruh belahan gedung ini sambil membawakan
aku sekotak kue keju dengan jus jeruk. Kami pun berbicara dengan sangat
hati-hati dan beberapa fakta akhirnya terkeluarkan dari mulutnya.
“ sebenarnya aku pergi setelah kejadian itu, namun aku menyuruh mama untuk
tidak memberitahu kalian. Sebenarnya bayangan itu bukan pak Byun yang kita
tangkap dulu..” jelasnya..
“ lalu siapa?????” seketika itu lampu dan alat yang tersambung pada aliran
listrik kini mati tanpa cahaya sedikitpun. Dan sektika bayangan itu terlintas
dari pikiranku.
#WAKE UP#
“ Yena.. bagun.. ini sudah pagi.. ayo kita lari pagi..” teriak seorang
gadis kecil yang sembari tadi menungguku diluar rumah.
“ ha!! Ini dikamar ibu? Kenapa ada foto kakak?” seketika aku melirik kanan
dan kiri, tiba-tiba terdengar suara.
“WAKE UP ... WAKE UP.. WAKE UP..”
a2p
Bagi cerita lagi yg konfliknya seru banget yg bisa buat bulu kuduk merinding, terima kasih
ReplyDeleteterimakasih, di tunggu ya :)
Deletejangan lupa baca cerpen karya A2p yang lain ya.. :)
Bagi cerita lagi yg konfliknya seru banget yg bisa buat bulu kuduk merinding, terima kasih
ReplyDeleteBagus adinda cerita ny
ReplyDeleteterimakasih, Novila Mega :)
Deletejangan lupa baca cerpen karya A2p yang lain ya.. :)