Cintaku pada Natan
Cintaku pada
Natan
Pagi ini sekitar jam 7 pagi aku melepaskan jaket berwarna pink ku kedalam mesin cuci. Hari ini pertama kalinya aku datang ke kota yang belum pernah aku datangi, semua terasa begitu berbeda dengan lingkunganku. “pagi ?” sapa seseorang yang entah dari mana ia datang. Aku pun segera menjawabnya dengan senang hati “ pagi juga”. “siapa namamu? Aku Pricilla Oornit. Aku jurusan bisnis dikampus itu.”. Setelah memasukkan semua bajuku dan menyalakan mesin cuci aku pun menjawabnya. “nama saya Hani Cassandra Tiffani, saya jurusan seni.” . “ hai,” seseorang menyapaku lagi dengan wajah yang sangat cantik dan berpenampilan rapi, seperti orang yang akan berpesta dimalam hari. “Namun ini sangat pagi kenapa dia berdandan.” Gumam ku dalam hati. “dia adalah senior Clara. Dia di jurusan bisnis juga bersamaku, tapi dia sudah di tahun terakhir. Dia memang suka berdandan, walaupun dia tidak pergi dia akan melakukannya.” Jelasnya. Dia menjelaskan semuanya denganku, seluk beluk di tempat ini dan semua orang yang ada di rumah ini. “ wah dia sangat cantik ya,” ucapku berdetak kagum. “ iya, tapi lebih cantikan aku, haha” candanya. Ting tong.. suara bel rumah baru ku berbunyi. “ oh sepertinya kak Olvia sudah pulang,.” kata Pricilla sambil berlari membukakan pintu untuknya. Dengan wajah yang kelelahan seperti seseorang yang baru saja melakukan perjalanan jauh ke luar negeri. “ hai, saya Olvia Erniata. Senang bertemu denganmu.” Sapanya. “ hai, Sandra.” .
Perkenalan pun sudah selesai, kita semua melanjutkan kegiatan di pagi ini
dengan tenang. Kringg, tiba-tiba
ponselku berdering. Aku pun segera mengangkat telpon itu. “ bagaimana disana? Apakah
kamu senang?” nada lembut itulah yang membuatku sangat tenang dengan keadaan
baru disini. “ aku sayang mama, baik-baik saja Mam, aku sangat senang. Mama
jaga kesehatan ya, salam juga buat Papa.” . “ baiklah kalau kau senang, kalau terjadi
sesuatu segera bilang Mama ya. Ya sudah sana lanjutkan kegiatanmu.” . “ baiklah
Mam, love you.” Aku pun menutup percakapan singkat kami, dan segera kembali
membereskan kamar.
Hari ini, aku akan mengikuti lomba masak, aku pun segera bersiap-siap. Menggunakan celana setengah panjang dan baju
biru dipadukan dengan coretan pink di pinggir kainnya. “ mau kemana?” tanya kak
Olvia. “ mau pergi sebentar,”. “hati-hati ya.” . aku pun berjalan keluar dan
menuju tempat pemberhentian bus kota yang akan mengantarkan ku. Aku sesekali
melirik jam tanganku. “ mengapa jantungku
berdetak kencang bukannya memasak adalah hobiku, kenapa aku sangat gugup.”
Gumamku dalam hati. Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai. “ wah ini sangat
besar.” Kagumku .Aku pun terus melangkah
dengan sangat percaya diri dan .. “selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?”
sapa seseorang dengan jas rapi berwarna hitam. “ saya peserta lomba memasak ,
nama saya Hani Cassandra Tiffani.” Kata ku sambil menunjukkan data peserta lomba.
“baiklah tunggu sebentar.” .
Aku pun menunggu dengan semua orang yang akan mengikuti perlombaan ini. Sekitar
ada 30 orang yang ada disana. Mereka menggunkan jas tempat mereka bekerja,
hanya akulah yang berdandan seperti seseorang yang baru saja mengikuti bidang
ini. Namun aku tak pantang menyerah melihat mereka , aku adalah seorang juru
masak di restaurant terkenal dikota ku. Sekitar 30 cabang restaurant yang ku
miliki. Seluruh keluargaku lulusan dari sekolah memasak yang sangat terkenal aku
pun juga lulusan yang sama dengan keluargaku, namun karena seseorang yang telah mencuri hatiku, aku mulai memilih
untuk banting setir ke dunia seni, yaitu akting. Seseorang itu, aku temui saat
dia datang disalah satu restaurant terkenalku, dia datang dengan teman-temannya
di bidang industri hiburan. Saat aku melihatnya aku mendengar dia sangat
tertarik dengan akting apalagi dengan seseorang yang menggeluti bidang itu.
Setelah aku telusuri aku mulai tertarik.
“ seluruh peserta silakang masuk kedalam.”
Ujar pria yang mengenakan jas itu. “ hai Sandra?” teriak seseorang. Aku pun mulai
mencari suara itu. “ Megaa.... kau datang?” ucapku. Dia adalah sahabat kecilku
yang akan menemani ku lomba memasak. Ya maklumlah orang tuaku sibuk bekerja
apalagi sekarang aku tak bisa membantunya. Walaupun aku memiliki 3 saudra yang
juga pintar memasak, aku juga merasa sedih tak bisa membantunya. “ bagaimana
apa kamu sudah siap?” tanyanya. “ aku merasa jantungku akan copot atau jatuh ke
dasar jurang.”
“ ahh kamu ini alay
sekali. Ayo masuk?”
ajaknya.
“apa kamu membawa
sebongkah peralat yang kau janjikan?” tanyaku.
“apa? Hehe” jawabnya
tenang.
“ jangan bilang kamu
lupa??” tanyaku bingung.
“ iya hehe, maaf ya. Tenang,
tenang..” ujarnya dan tiba-tiba ..
“ baiklah semuanya tolong melingkar menjadi satu.” Perintah dari seorang wanita
cantik dengan hak tinggi berwarna merah yang sangat inginku beli. “ itu hak, eh
sepatu merah itu.” ujarku bingung. “ San. Sandra” teriak Mega. “ ah. Ada apa ?”
jawabku bingung. Semua sudah di terangkan dengan rinci atau jelas. Setelah
pengarahan itu selesai hak merah itu mendekati ku dengan langkah yang sangat
anggun. “ hai anak baru,”.
“ha? I..iya kak
Clara? Kak Clara yang satu kost kostsan sama aku kan?” gugup.
“ iya, haha. Kamu
juga ikut lomba masak?” tanya kak Clara.
“ iya , hanya
coba-coba kak. Siapa tau berhadiah hehe” candaku.
“baiklah, semangat
ya.” Dia pun melangkah menjauh dengan gaya cantiknya.
“ jadi dia adalah
seorang seperti pembawa acara, wah pantas saja dia bisa membeli sepatu itu.”
Kataku.
“ apa yang kau
bicarakan San? Tunggu deh bukannya itu..” kata Mega sambil menunjuk kearah
jarum jam 12 dari arahnya. Tanpa menjawab pertanyaan Mega, aku pun dibuat tak
sadarkan di oleh sosok laki-laki yang sangat ingin ku temui. Semakin dekat
jarakku dengan jaraknya.
“ apakah kau tau,
adik perempuannya Angel Vivita mengikuti lomba ini? Tadi aku mendapatkan pesan
darinya.” Kata cowok yang menggunakan topi merah.
“benarkah? Wahh
akhirnya aku bisa melihat lagi gadis cantik yang pandai memasak itu, dia
idamanku” kata cowok yang memakai jam tangan super mahal itu.
Semakin dekat jarakku, terdengar suara. “ permisi apa disini ada yang
namanya..” tanya cowok putih itu yang membawa kamera hitam. “ Sandra!!
Cassandra!! Hani !! atau siapa ya ?” lanjutnya. “Hani Cassandra Tiffani?”
ujarnya yang mulai mengingat namaku . Aku pun spontan mengangkat tanganku
dengan berteriak “saya!!” . seluruh orang yang ada disini mengalihkan
pandangannya kepadaku dan sekarang mereka ada didepanku. Aku merasakan dadaku
semakin sesak dan tak bisa bernafas melihat laki-laki itu.
“ kamu Hani Cassandra
Tiffani?”
“iya? Ada apa ya?”
“kamu tak mengenalku?
Aku Mola Tan. Teman kakakmu sewaktu SD.” Ujarnya dan mulai mengingat sesuatu.
Kak Mola Tan adalah teman kecil kak Angel, dia adalah cowok yang paling penakut
di sekolah. Saat itu dia selalu dijahilin oleh teman-temannya namun yang
menolongnya adalah aku, si cewek kecil berambut pirang dengan tato yang aku
dapat dari hadiah makanan ringan ditangan kecilku , dengan mengalahkan semua
anak-anak SD yang menganggunya.
“kak Mola.? Hehe
ingat kak.” Kalau cowok yang pakai jam tangan super mahal adalah teman barunya
kak Mola Tan dia juga di bidang yang sama dengan cowokku, eh cowok yang
kusukai. Namanya adalah Buddy Rangga. Dia anak orang kaya yang sangat menjaga
hati kak Angel. Maksudnya dia adalah kekasih hatinya kak Angela. Kalau cowok
yang membawa kamera itu adalah cowokku . namanya Steven Natan Tan. Dia adiknya
kak Mola. Jadi aku tau dia dari kecil namun karena dia memilih untuk pindah
dari kota itu jadi aku kehilangannya. Tik
tik
“semuanya
tolong berkumpul dimeja kalian masing-masing.” . aku pun segera mencari
mejaku. Semua orang berlarian mengambil barang-barang yang akan digunakan. Aku
pun juga. Namun aku semakin gugup saat seorang cowok yang kusukai berada
didekatku. Dia memfotoku dan melihatiku, dia terus dan terus berada di dekatku.
“kenapa dia begini padaku. Apa tak ada yang lain . kenapa hanya aku saja.”
Gumam ku dalam hati yang membuat semua orang hilang seketika.
“ semangat Sandraa!!! Hani semangat!!” teriak Mega dan kak Mola. Mendengar itu
aku pun langsung menancapkan gas sekuat tenaga dan fokus untuk memasak hari
ini. Hari ini aku memasak menu makan siang yaitu Daging Pedas Spesial dan Sup
asem daging segar dengan nasi putih ditemani air kelapa yang dicampuri oleh es
batu.
“bagaimana? Apakah
ada yang bisa saya bantu” tanya Natan.
“oh tidak..tidakk..
terimakasih” jawabku lembut. ( bantulah
aku bersamamu.. hahah) gumam ku sambil tersenyum-senyum sendiri.
Waktu perlombaan pun selesai . semua peserta di panggil satu-satu untuk
menunjukkan masakan mereka. Karena pesertanya banyak jadi aku harus bersabar
menunggu giliranku, sembari ku tunggu aku melihat Natan menjauh dan melangkah
menuju gadis muda yang sepertinya aku kenal. “ ha? Itu kan Pricilla? Kenapa dia
bicara dengan Natanku?” . mereka tertawa bersama-sama aku pun kesal melihatnya.
Namun aku kembali fokus dengan perlombaan ini. “ Hani, Hani Cassandra Tiffani
silakan maju kedepan.” Aku pun melangkah, bak seorang ahli yang tanpa rasa
khawatir. Mereka pun merasakannya dan berkomentar.
“ rasanya enak,
pedas, asinnya pas. Minumanya juga segar. Sepertinya kamu lagi jatuh cinta ya?
Sepertinya kamu ingin memberikannya kepada pacarmu. Apakah kamu mempunyai
pacar?” canda juri perempuan itu yang ternyata adalah kak Olvia.
“ haha.. tidak , saya
tidak punya pacar. Namun saya ingin menunjukkan rasa cinta saya kepada
makanan yang saya buat untuk orang-orang yang sangat berharga.”
“wahh saya tersipu.”
Ujar juri lainnya.
“baiklah kamu boleh
keluar.” Perintah pembawa acara kak Clara.
Melihat aku
sudah keluar Mega, kak Mola dan
cowok kaya itu mendekatiku. “kau sudah melakukannya dengan baik,” ujar Mega. “
kak, siapa gadis itu ? bukankah itu Pricilla?” tanyaku. “oh gadis itu dia
adalah gadis yang sangat menyukai Natan. Aku sangat tidak suka padanya. Apa kau
mengenalnya?”. Jawabnya,
“ iya , dia adalah
teman sekamarku.” Jawabku. Mereka berdua pun berjalan bersamaku dan mulai ikut
berbicara bersama. Tak lama kemudian pembacaan pemenang lomba di bacakan oleh
pembawa acara.
“baiklah para
hadirin sekalian kita akan mengumumkan pemenangnya . jura pertama adalah Hani
Cassandra Tiffani,” . aku yang mendengar namaku dipanggil segera maju kedepan
bersama pemenang lainnya untuk menerima hadiah dari perlombaan ini. Dan aku pun
berkesempatan untuk bersalaman dengannya, ini baru pertama kalinya aku memegang
tangan Natan. Kami pun pulang bersama. “
selamat ya sandra. Kau sangat hebat.” Ujar Natan kagum. Aku hanya memberikan
senyum kecilku yang penuh makna dan meninggalkannya. Melihat tingkah kami
berdua , Pricilla sangat tidak senang, dia berusaha menggangguku dengan berbagai
cara didalam rumah ini. Namun rasa cintaku pada Natan, aku tidak menyerah.
End
Bagaimana ceritanya? Serukan ayukk baca Cerpen lainnya karya A2p di sini,
jangan lupa comnt ya temen-temen. Terima kasih J
Comments
Post a Comment