CUPID
CUPID Seperti Cupid yang menembakkan panah cintanya, aku mulai terbangun karena sinar s emangat untuk bergegas menghadiri First Opening toko kue di ujung rumahku. Aku yang tengah memilih-milih baju, tiba-tiba mendengar rintikan hujan yang sangat keras dibalik jendela kamarku. Tak membua tku lemah , aku pun semakin bers emangat. Namaku Sana Gladis Putri. Biasanya dipanggil Sana, seorang gadis yang cantik dan sangat mencintai kue. Dengan baju pink berkerah di padukan dengan rok mini kotak-kotak, aku pun mulai melangkah keluar rumah dengan sandal putih yang bermotif bunga. “ hai..” teriak Eli dari jauh. “ mau kemana ?” lanjutnya dan entah berlari atau berjalan, dia sudah disampingku. “ mau ke toko kue itu.” ujarku senang. “benarkah? Ayo kesana.” Ajaknya. Eli adalah tetangga dan teman sekolahku se jak 4 tahun lalu . Kami pun mulai berjalan menuju toko itu dengan memakai payung transfaran yang cukup bersejarah bagiku. “selamat datang, nona” sapa cowok berdasi hitam